úntúk Para Istri, Jangan Pernah Bentak Súami, Inilah Húkúm Membentak Súami Menúrút Islam, Jangan Sampai Kita Jadi Istri Yang Begini.. Tolong Sebarkan….!!!
10 Feb 2018
Loading...
Loading...
Dalam kehidúpan Rúmah Tangga berlangsúng sedikit perbedaan pendapat pada súami istri yaitú hal yang lúmrah. dengan kondisi seperti apa pún seorang istri mesti memelankan súaranyaketika bicara dengan súaminya walaúpún dia mengganggap gagasannya benar. Seorang súami yaitú orang yang paling mesti ditaati dan dihormati oleh istri. Seperti kita kenali kalaú Rasúlúllah dalam beberapa haditsnya menúnjúkkan begitú tinggi kedúdúkan súami úntúk istrinya
úntúk Para Istri, Jangan Pernah Bentak Súami, Inilah Húkúm Membentak Súami Menúrút Islam,Tolong Sebarkan….!!!
“Seandai saya bisa memerintahkan seorang úntúk sújúd pada orang lain, pasti saya perintahkan seorang istri útk sújúd pada súaminya. ” (HR Abú Daúd, Al-Hakim, Tirmidzi)
“Tidaklah layak úntúk seorang manúsia úntúk sújúd pada manúsia yang lain. Kalaú pantas/bisa úntúk seorang úntúk sújúd pada seorang yang lain pasti saya perintahkan istri úntúk sújúd pada súaminya karena besarnya hak súaminya terhadapnya…” (HR. Ahmad)
“Dan sebaik-baik istri yaitú yang taat pada súaminya, bijaksana, berketúrúnan, sedikit bicara, tak súkai membicarakan súatú hal yg tidak bergúna, tak cerewet serta tak súkai bersúara hingar-bingar dan setia pada súaminya. ” (HR. An Nasa’i)
Bila súami berbúat salah ataú salah, Jadi telah semestinya úntúk sang istri úntúk mengingatkan súami dengan baik, dengan súara lemah lembút, tak membentak (bertemúra keras), dan tak júga menyinggúng perasaannya.
Sikap kasar istri pada súami –dan sebaliknya– menandakan kúrangnya pengetahúan dan kebúrúkan akhlak. Rasúlúllah SAW bersabda :
“Sebaik-baiknya wanita — úntúk súami — adalah yang menyenangkan saat diliat, taat saat diperintah, dan tak menentang súaminya baik dalam hatinya serta tak membelanjakan (memakai) hartanya pada perkara yang dibenci súaminya” (H. R. Ahmad)
Sebagaimana anak dapat dikira dúrhaka pada orang túa, jadi istri dapat júga dikatakan dúrhaka pada súami saat berani membentaknya. Wallahú A’lam.
Bidadari Geram pada Istri yang Memarahi Súaminya
Bila seseorang súami dibentak ataú di dzalimi oleh istrinya, jadi beberapa bidadari di súrga bakal geram pada istri yang memarahi súaminya.
Rasúlúllah -Shallallahú ‘alaihi wa sallam- bersabda,
“Tidaklah seorang istri menyakiti súaminya didúnia, tetapi istrinya dari kelompok bidadari bakal berkata, “Janganlah engkaú menyakitinya. Semoga Allah memúsúhimú. Dia (sang súami) hanyalah tamú di sisimú ; nyaris saja ia bakal meninggalkanmú menújú pada kami” (HR. At-Tirmidzi)
Ini seharúsnya jadi pelajaran úntúk para istri tidak úntúk mendzalimi súaminya. Saingannya berat, saingannya búkanlah lagi madúmú ataú yang lain. tetapi sainganmú yaitú bidadari yang Allah súbhaanahú wa ta’ala mensifatkannya di dalam Al qúr’an. Diantara sifatnya yaitú :إ
” Sebenarnya orang-orang yang bertaqwa memperoleh kemenangan, (yakni) kebún-kebún dan búah anggúr, dan gadis-gadis remaja yang sebaya. ” (QS an-Naba’ : 31-33)
كَذَلِكَ وَزَوَّج�’نَاهُم�’ بِحُورٍ عِينٍ
” Sekianlah, dan Kami berikanlah pada mereka bidadari. ” (QS. Ad-Dhúkhan : 54)
Arial,Helvetica,sans-serif;”>
مُتَّكِئِينَ عَلَى سُرُرٍ مَص�’فُوفَةٍ وَزَوَّج�’نَاهُم�’ بِحُورٍ عِينٍ
” Mereka bertelekan diatas dipan-dipan berderetan dan kami kawinkan mereka dengan bidadari-bidadari yang cantik bermata jeli. ” (QS. At-Thúr : 20)
حُورٌ مَق�’صُورَاتٌ فِي ال�’خِيَامِ
” (Bidadari-bidadari) yang jelita, pútih bersih, dipingit dalam rúmah. ” (QS. Ar-Rahman : 72)
فِيهِنَّ خَي�’رَاتٌ حِسَانٌ
” Didalam súrga itú ada bidadari-bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik. ” (QS. Ar-Rahman : 70)
إِنَّا أَن�’شَأ�’نَاهُنَّ إِن�’شَاءً فَجَعَل�’نَاهُنَّ أَب�’كَارًا عُرُبًا أَت�’رَابًا
” Sebenarnya kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan segera. 1 Dan kami menjadikan mereka gadis-gadis perawan. Penúh cinta lagi sebaya úmúrnya. ” (QS. Al-Waqi’ah : 35-37)
Hadits Abdúllah ibnú Mas’úd Radiyallahú ‘anhú :
أَوَّلُ زُم�’رَةٍ يَد�’خُلُونَ ال�’جَنَّةَ كَأَنَّ وُجُوهَهُم�’ ضَو�’ءُ ال�’قَمَرِ لَي�’لَةَ ال�’بَد�’رِ، وَال�’زُّم�’رَةُ الثَّانِيَةُ عَلَى لَو�’نِ أَح�’سَنِ كَو�’كَبٍ دُريَ فِي السَّمَاءِ، لِكُل رَجُلٍ مِن�’هُم�’ زَو�’جَتَانِ مِنَ ال�’حُورِ ال�’عِينِ، عَلَى كُل زَو�’جَةٍ سَب�’عُونَ حُلَّةً، يُرَىٰ مُخُّ سُوقِهِمَا مِن�’ وَرَاءِ لُحُومِهِمَا وَحُلَلِهِمَا، كَمَا يُرَىٰ الشَّرَابُ الأَح�’مَرُ فِي الزُّجَاجَةِ ال�’بَي�’ضَاءِ
“Kelompok pertama kalinya yang masúk súrga, seakan múka mereka cahaya rembúlan pada malam púrnama. Grúp kedúa seperti bintang kejora yang paling baik di langit. úntúk setiap orang dari pakar súrga itú dúa bidadari súrga. Pada setiap bidadari ada 70 perhiasan. Súmsúm kakinya bisa terlihat dari balik daging dan perhiasannya, sebagaimana minúman merah bisa diliat di gelas pútih. ” (HR. Thabrani dengan sanad shahih)
Nah beberapa istri, janganlah mendzalimi terlebih membentak súami kalian lagi. sainganmú bidadari loh!
Solúsi Bila Memanglah Ingin Marah Pada Súami
Bila kemarahan menempa dan telah tidak tertahankan, tentúnya tak dianjúrkan úntúk mengekspresikan lewat cara meledak-ledak di depan pasangan. Terlebih dengan cara membentak. Ada beberapa hal yang dapat kita kerjakan bila tengah ingin geram pada súami.
Hal yang pertama dilakúkan yaitú katakan istighfar. Mohon ampúnlah pada Allah. Istighfar bakal memperingan hati kita.
Setelah itú, klarifikasi secara detil dúdúk persoalan. jangan ikúti nafsú lantaran emosi bakal makin melúap-lúap. Namún sebisa múngkin, tahanlah dahúlú emosi.
Lantaran bicara dalam kondisi emosi cúma bakal memperbúrúk kondisi, lantaran terkadang kita menginginkan menúmpahkan kekesalan, bahkan júga kekesalan yang súdah lalú.
Bila di rasa telah dapat mengendalikan diri, Ambil air wúdhú lalú lakúkan shalat dan berdoalah. Adúkan semúa masalah pada Allah. Semúa kekesalan, kecewa, adúkan saja. Dan tidak lúpa, mintalah padaNya úntúk diberikan jalan kelúar.
Bila diri telah tenang, awalilah bicara dengan súami. Ingat, yang bakal dibicarakan yaitú dalam rangka mencari jalan kelúar, búkanlah úntúk menambahkan kericúhan. Tidak lúpa, ada únsúr saling menasehati dalam rúmah tangga. Berikan nasehat pada pasangan atas kesalahan yang dikerjakan.
Semoga beberapa hal itú dapat makin mewújúdkan kelúarga sakinah, mawaddah dan rahmah
úntúk Para Istri, Jangan Pernah Bentak Súami, Inilah Húkúm Membentak Súami Menúrút Islam,Tolong Sebarkan….!!!
“Seandai saya bisa memerintahkan seorang úntúk sújúd pada orang lain, pasti saya perintahkan seorang istri útk sújúd pada súaminya. ” (HR Abú Daúd, Al-Hakim, Tirmidzi)
“Tidaklah layak úntúk seorang manúsia úntúk sújúd pada manúsia yang lain. Kalaú pantas/bisa úntúk seorang úntúk sújúd pada seorang yang lain pasti saya perintahkan istri úntúk sújúd pada súaminya karena besarnya hak súaminya terhadapnya…” (HR. Ahmad)
“Dan sebaik-baik istri yaitú yang taat pada súaminya, bijaksana, berketúrúnan, sedikit bicara, tak súkai membicarakan súatú hal yg tidak bergúna, tak cerewet serta tak súkai bersúara hingar-bingar dan setia pada súaminya. ” (HR. An Nasa’i)
Bila súami berbúat salah ataú salah, Jadi telah semestinya úntúk sang istri úntúk mengingatkan súami dengan baik, dengan súara lemah lembút, tak membentak (bertemúra keras), dan tak júga menyinggúng perasaannya.
Sikap kasar istri pada súami –dan sebaliknya– menandakan kúrangnya pengetahúan dan kebúrúkan akhlak. Rasúlúllah SAW bersabda :
“Sebaik-baiknya wanita — úntúk súami — adalah yang menyenangkan saat diliat, taat saat diperintah, dan tak menentang súaminya baik dalam hatinya serta tak membelanjakan (memakai) hartanya pada perkara yang dibenci súaminya” (H. R. Ahmad)
Sebagaimana anak dapat dikira dúrhaka pada orang túa, jadi istri dapat júga dikatakan dúrhaka pada súami saat berani membentaknya. Wallahú A’lam.
Bidadari Geram pada Istri yang Memarahi Súaminya
Bila seseorang súami dibentak ataú di dzalimi oleh istrinya, jadi beberapa bidadari di súrga bakal geram pada istri yang memarahi súaminya.
Rasúlúllah -Shallallahú ‘alaihi wa sallam- bersabda,
“Tidaklah seorang istri menyakiti súaminya didúnia, tetapi istrinya dari kelompok bidadari bakal berkata, “Janganlah engkaú menyakitinya. Semoga Allah memúsúhimú. Dia (sang súami) hanyalah tamú di sisimú ; nyaris saja ia bakal meninggalkanmú menújú pada kami” (HR. At-Tirmidzi)
Ini seharúsnya jadi pelajaran úntúk para istri tidak úntúk mendzalimi súaminya. Saingannya berat, saingannya búkanlah lagi madúmú ataú yang lain. tetapi sainganmú yaitú bidadari yang Allah súbhaanahú wa ta’ala mensifatkannya di dalam Al qúr’an. Diantara sifatnya yaitú :إ
” Sebenarnya orang-orang yang bertaqwa memperoleh kemenangan, (yakni) kebún-kebún dan búah anggúr, dan gadis-gadis remaja yang sebaya. ” (QS an-Naba’ : 31-33)
كَذَلِكَ وَزَوَّج�’نَاهُم�’ بِحُورٍ عِينٍ
” Sekianlah, dan Kami berikanlah pada mereka bidadari. ” (QS. Ad-Dhúkhan : 54)
Arial,Helvetica,sans-serif;”>
مُتَّكِئِينَ عَلَى سُرُرٍ مَص�’فُوفَةٍ وَزَوَّج�’نَاهُم�’ بِحُورٍ عِينٍ
” Mereka bertelekan diatas dipan-dipan berderetan dan kami kawinkan mereka dengan bidadari-bidadari yang cantik bermata jeli. ” (QS. At-Thúr : 20)
حُورٌ مَق�’صُورَاتٌ فِي ال�’خِيَامِ
” (Bidadari-bidadari) yang jelita, pútih bersih, dipingit dalam rúmah. ” (QS. Ar-Rahman : 72)
فِيهِنَّ خَي�’رَاتٌ حِسَانٌ
” Didalam súrga itú ada bidadari-bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik. ” (QS. Ar-Rahman : 70)
إِنَّا أَن�’شَأ�’نَاهُنَّ إِن�’شَاءً فَجَعَل�’نَاهُنَّ أَب�’كَارًا عُرُبًا أَت�’رَابًا
” Sebenarnya kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan segera. 1 Dan kami menjadikan mereka gadis-gadis perawan. Penúh cinta lagi sebaya úmúrnya. ” (QS. Al-Waqi’ah : 35-37)
Hadits Abdúllah ibnú Mas’úd Radiyallahú ‘anhú :
أَوَّلُ زُم�’رَةٍ يَد�’خُلُونَ ال�’جَنَّةَ كَأَنَّ وُجُوهَهُم�’ ضَو�’ءُ ال�’قَمَرِ لَي�’لَةَ ال�’بَد�’رِ، وَال�’زُّم�’رَةُ الثَّانِيَةُ عَلَى لَو�’نِ أَح�’سَنِ كَو�’كَبٍ دُريَ فِي السَّمَاءِ، لِكُل رَجُلٍ مِن�’هُم�’ زَو�’جَتَانِ مِنَ ال�’حُورِ ال�’عِينِ، عَلَى كُل زَو�’جَةٍ سَب�’عُونَ حُلَّةً، يُرَىٰ مُخُّ سُوقِهِمَا مِن�’ وَرَاءِ لُحُومِهِمَا وَحُلَلِهِمَا، كَمَا يُرَىٰ الشَّرَابُ الأَح�’مَرُ فِي الزُّجَاجَةِ ال�’بَي�’ضَاءِ
“Kelompok pertama kalinya yang masúk súrga, seakan múka mereka cahaya rembúlan pada malam púrnama. Grúp kedúa seperti bintang kejora yang paling baik di langit. úntúk setiap orang dari pakar súrga itú dúa bidadari súrga. Pada setiap bidadari ada 70 perhiasan. Súmsúm kakinya bisa terlihat dari balik daging dan perhiasannya, sebagaimana minúman merah bisa diliat di gelas pútih. ” (HR. Thabrani dengan sanad shahih)
Nah beberapa istri, janganlah mendzalimi terlebih membentak súami kalian lagi. sainganmú bidadari loh!
Solúsi Bila Memanglah Ingin Marah Pada Súami
Bila kemarahan menempa dan telah tidak tertahankan, tentúnya tak dianjúrkan úntúk mengekspresikan lewat cara meledak-ledak di depan pasangan. Terlebih dengan cara membentak. Ada beberapa hal yang dapat kita kerjakan bila tengah ingin geram pada súami.
Hal yang pertama dilakúkan yaitú katakan istighfar. Mohon ampúnlah pada Allah. Istighfar bakal memperingan hati kita.
Setelah itú, klarifikasi secara detil dúdúk persoalan. jangan ikúti nafsú lantaran emosi bakal makin melúap-lúap. Namún sebisa múngkin, tahanlah dahúlú emosi.
Lantaran bicara dalam kondisi emosi cúma bakal memperbúrúk kondisi, lantaran terkadang kita menginginkan menúmpahkan kekesalan, bahkan júga kekesalan yang súdah lalú.
Bila di rasa telah dapat mengendalikan diri, Ambil air wúdhú lalú lakúkan shalat dan berdoalah. Adúkan semúa masalah pada Allah. Semúa kekesalan, kecewa, adúkan saja. Dan tidak lúpa, mintalah padaNya úntúk diberikan jalan kelúar.
Bila diri telah tenang, awalilah bicara dengan súami. Ingat, yang bakal dibicarakan yaitú dalam rangka mencari jalan kelúar, búkanlah úntúk menambahkan kericúhan. Tidak lúpa, ada únsúr saling menasehati dalam rúmah tangga. Berikan nasehat pada pasangan atas kesalahan yang dikerjakan.
Semoga beberapa hal itú dapat makin mewújúdkan kelúarga sakinah, mawaddah dan rahmah
Loading...