Viral Isu Cacing Pita di Sarden, Ini Fakta dan Cara Tepat Agar Tak Tertipu

Loading...
Loading...
Menyikapi isu adanya cacing pita pada sarden, ini bukti dan fakta sebenarnya. Isu yang beredar cukup meresahkan masyarakat, apalagi yang setiap hari mengonsumsi makanan cepat saji, apa bahayanya bila dikosumsi, dan akibat jika terlanjur makan sarden yang terdapat cacingnya, BPOM telah memberikan keterangan dan yang harus dihindari serta cara yang mudah membedakan.

Ramai pemberitaan cacing dalam kemasan ikan sarden, cacing apa yang terkandung di dalamnya? Apa bahayanya bila dikonsumsi?

Ramainya kabar terdapat cacing dalam sarden tentunya meresahkan banyak orangtua. BPOM sudah mengeluarkan tiga merek sarden mackerel yang terdapat cacing di dalam kemasan. Apa bahayanya bila dikonsumsi?

Tidak bisa dipungkiri, di tengah padatnya aktivitas, ada kalanya Bunda memilih untuk menyajikan makanan yang cukup praktis pengolahannya seperti sarden mackerel.

Namun, baru-baru ini banyak pemberitaan yang menuliskan bahwa ada beberapa merek sarden mackerel yang mengandung cacing pita.

Cacing dalam sarden ditemukan dalam beberapa merek. Temuan ini jelas mengkhawatirkan. Seperti yang sudah diberitkan Tempo.co bahwa Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Kota Pekanbaru telah mengungkap hasil uji laboratorium.

Mereka menyebutkan ada ada tiga produk impor ikan sarden kaleng yang terbukti mengandung cacing, yaitu merek IO, Farmer Jack, dan HOKI.

Sementara, Pemerintah Kota Batam, Kepulauan Riau, mengatakan bahwa mereka masih membentuk tim untuk menyelidiki lebih lanjut produksi sarden mackerel.

Dikutip dari laman Republika.co.id , Wakil Wali Kota Batam Amsakar Achmad di Batam mengatakan, "Saya minta tim melakukan investigasi, pendalaman terhadap produksi yang bersangkutan terindikasi ada cacingnya."


Ia menerangkan, selama ini BPOM sudah melakukan pengawasan secara rutin terhadap produksi makanan dengan mengambil contoh dari makanan yang sudah diedarkan. Namun, sampai saat ini belum diketahui apakah cacing dalam sarden juga beredar di Batam.

Pemberitaan cacing dalam kemasan kaleng sarden mackerel ini memang sudah merebak di sosial media. Pertama kali mencuat di Kota Tembilahan, Kabupaten Indragiri Hilir, kemudian menyusul kasus serupa di Kota Selatpanjang, Kabupaten Kepulauan Meranti.

Kasus ini pun telah membuat BPOM segera berkoordinasi dengan dinas kesehatan di lokasi tersebut untuk mengambil sampel produk guna diperiksa di laboratorium.

BPOM: 3 Merek Sarden Kaleng Terbukti Mengandung Cacing


Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Kota Pekanbaru merilis hasil uji laboratorium bahwa ada tiga produk impor ikan makarel kaleng yang terbukti mengandung cacing.

Dengan begitu, lembaga yang berada di bawah koordinasi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) itu menyerukan produk impor ikan tersebut harus segera ditarik dari peredaran dan masyarakat agar tidak mengonsumsinya.

"Ada tiga produk ikan makarel, yaitu merek IO, Farmer Jack, dan HOKI," kata Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Kota Pekanbaru, Muhammad Kashuri, di Pekanbaru, Riau, Rabu, 21 Maret 2018.

Inspeksi mendadak dan uji laboratorium oleh BBPOM Kota Pekanbaru dilakukan setelah sejumlah video dan foto di media sosial dari kiriman warga beredar viral pada pekan lalu. Video dan foto itu menunjukkan ada cacing di dalam produk ikan kaleng jenis makarel.

Kashuri menjelaskan, kasus pertama mencuat di Kota Tembilahan, Kabupaten Indragiri Hilir, dan kemudian menyusul kasus serupa di Kota Selatpanjang, Kabupaten Kepulauan Meranti. Pihaknya lalu berkoordinasi dengan dinas kesehatan di lokasi tersebut untuk mengambil sampel produk untuk diperiksa di laboratorium.

Uji laboratorium tersebut juga dibahas oleh sejumlah ahli, sebelum akhirnya BBPOM Kota Pekanbaru mengungkap hasil pengujian pada produk impor dari Tiongkok itu kepada publik. "Artinya, terkonfirmasi memang benar ada sejenis cacing, tapi bukan cacing pita seperti yang viral di media sosial. Jadi ada cacing Anisakis species, cantik namanya," kata Kashuri.

Adapun cacing Anisakis sp adalah parasit yang dapat menimbulkan masalah pada ikan hingga pada manusia, sehingga bila dikonsumsi tanpa dimasak, atau dalam keadaan setengah masak, akan mengakibatkan penyakit.

Cacing tersebut ditemukan di dalam kaleng ikan makarel sudah dalam kondisi mati. Jadi bukan akibat kerusakan kemasan maupun akibat kedaluwarsa.

Dikutip dari Merdeka.com, Kepala BBPOM Pekanbaru, M Kashuri, mengatakan bahwa cacing dalam sarden tersebut tersebut bukanlah jenis cacing pita, melainkan jenisnya cacing Anisakis SP, yang bisa menimbulkan alergi bagi orang yang mengonsumsinya.

Sementara drh. Supriyanto MVPH, selaku dokter hewan (drh) dari Yogyakarta menjelaskan pada Surabayapost.id menjelaskan bahwa cacing yang ditemukan dalam kemasan ikan sarden sebenarnya bukanlah cacing pita, namun jenis cacing gilig nematoda yang biasanya dari golongan Anisakis sp.

Jenis cacing tersebut memang bisa ditemukan pada ikan. Ada beberapa jenis ikan laut yang bisa mengandung cacing di dalamnya, dan bukan hanya pada jenis ikan mackarel, tapi tuna, salmon, dan lain-lain. Namun, tidak semua ikan mengandung parasit.

Terkait dengan kasus cacing dalam sarden yang kian marak ini memang bisa saja terjadi. Di mana ikan yang telah mengandung cacing atau parasit di dalamnya kemudian diproses dan dipacking.

Proses pemanasan suhu tinggi, pemasakan, pendinginan sampai suhu beku dan pengalengan seharusnya bisa membunuh parasit tersebut. Tapi jika tidak dilakukan dengan cara sempurna  akan menyebabkan parasit tersebut hidup.

Tenang, Anda bisa simak semua fakta-faktanya berikut ini.

1. Tidak ada cacing di sarden kalengan, melainkan di beberapa produk ikan makarel kalengan

Seperti dijelaskan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM), sebenarnya tidak ditemukan cacing di produk ikan sarden kalengan. Produk yang ada cacingnya ternyata adalah tiga merek ikan makarel kalengan. Tiga merek ikan makarel yang mengandung cacing ini adalah Farmerjack, IO, dan HOKI. Ketiga produk ini telah ditarik dari peredaran karena tidak layak konsumsi.

2. Cacing di ikan makarel kalengan ini sudah mati

Hasil analisis dan temuan Badan POM menyatakan bahwa cacing pada produk-produk ikan makarel kalengan tersebut sudah mati, bukan cacing hidup.

Cacing yang ditemukan adalah jenis cacing parasit Anisakis sp. Dalam jurnal Clinical Microbiology Reviews, dikatakan bahwa cacing ini memang banyak ditemukan pada ikan laut, termasuk ikan makarel yang dikemas dalam kaleng. Jika dikonsumsi oleh manusia meski dalam keadaan sudah mati, cacing ini bisa menimbulkan masalah kesehatan.

3. Apa akibatnya kalau terlanjur makan cacing di ikan kalengan?

Dilansir dari jurnal Foodborne Pathogens and Disease tahun 2010, ada dua hal yang mungkin terjadi bila Anda mengonsumsi cacing di sarden atau makarel kalengan, baik cacing mati maupun hidup.

Yang pertama adalah gangguan pencernaan, dengan gejala mual, muntah, dan diare. Akan tetapi, beberapa orang yang makan cacing dari ikan laut mungkin saja tidak merasakan gejala pencernaan apa pun.

Hal kedua yang mungkin terjadi adalah reaksi alergi terhadap cacing Anisakis. Kemungkinan munculnya reaksi ini juga telah diperingatkan oleh Badan POM, sehingga akhirnya produk-produk tersebut ditarik dari pasaran.

Cacing di sarden atau makarel ini berpotensi menyebabkan reaksi alergi karena mengandung zat kimia tertentu sejenis protein yang memang tidak ramah bagi manusia.

Akibatnya, ketika dimakan sistem kekebalan tubuh (imun) Anda akan menganggapnya sebagai serangan zat asing yang berbahaya bagi tubuh. Reaksi alergi yang terjadi bisa bersifat ringan hingga serius.

Gejala-gejala reaksi alergi ringan terhadap cacing ini antara lain hidung berair, kulit badan dan area di sekitar mulut gatal-gatal, serta mata gatal dan berair.

Sedangkan reaksi alergi serius yang mungkin terjadi yaitu syok anafilaktik. Syok anafilaktik ditandai dengan kesulitan bernapas dan tekanan darah menurun drastis. Jika tidak mendapat penanganan darurat, kondisi ini bisa menyebabkan kematian.

Bila Anda baru saja mengonsumsi ikan makarel kalengan dan mengalami gejala-gejala di atas, segera cari bantuan medis.

Lebih lanjut, ia menjelaskan kalau adanya cacing dalam ikan ini berisiko jika dikonsumsi. Termasuk jenis anisakis yang masih hidup dan infektif karena bisa menyebabkan peradangan akut pada saluran cerna bahkan meningitis.

"Infeksi cacing paling sering terjadi karena makan ikan mentah, seperti sushi dan sejenisnya. Terutama pada ikan yang terinfeksi parasit," jelasnya pada SurabayaPost.id

Meskipun begitu, drh. Supriyanto mengingatkan agar Parents tidak perlu khawatir berlebihan dengan adanya kasus ini. Pasalnya, tidak semua ikan ada parasitnya.

"Namun harus saya katakan bahwa makan ikan mentah memang sangat berisiko. Perlu diketahui, biasanya sushi salmon atau tuna sudah dilakukan perlakuan pendinginan sampai beku, sehingga parasitnya mati."

drh. Supriyanto menambahkan, "Yang jelas perlu dilakukan penelitian terhadap mutu kualitas ikan yang akan dan telah beredar di wilayah kita. Penelitian juga perlu dilakukan pada asal ikan karena hanya daerah laut tertentu yang ada parasitnya."
Semoga bermanfaat.


Sumber:Wajibbaca
Loading...

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel