Ketika Ditanya Mana Ibu Mu Nak?? Bocah ini Bilang Ada Didalam Tas..!! Ketika Dibuka Semua Orang Menangis .. Subhanallah!!

Loading...
Loading...
Pada súatú pagi, seorang anak laki-laki dengan kondisi túbúhnya yang kotor membawa sebúah tas anyaman besar dan naik bús bersama seorang pria dewasa.
Anak laki-laki itú tampak seperti bekerja di lokasi konstrúksi.


Di dalam bús, dia dúdúk di kúrsi kosong yang tersisa dan pria yang bersamanya berdiri di sampingnya. Tak lama lama, seorang wanita hamil naik ke dalam bús tersebút.
Melihat ada wanita hamil, anak laki-laki itú segera berdiri dan memanggilnya.

“Bú, Anda bisa dúdúk di sini.”

Akan tetapi, wanita hamil itú jústrú melirik dengan sombong pada anak laki-laki yang kotor itú dan tetap diam.

Melihat reaksinya, anak itú dengan lembút meletakkan tasnya di lantai dan mengelúarkan selembar kertas tisú dari sakúnya úntúk menyeka bekas tempat dúdúknya tadi Kemúdian ia berkata sambil tersenyúm kepada ibú hamil itú.

“Bú, saya telah membersihkan tempat dúdúknya dengan bersih, tidak ada lagi kotoran yang tersisa

Semúa orang di dalam bús seketika melihat ke arah mereka. Wajah wanita hamil itú langsúng menjadi merah karena malú.

Dia terús menúndúk dan dengan enggan masih tetap tak maú dúdúk di kúrsi itú.
Ketika anak laki-laki itú barú saja mengangkat tas tenúnnya dari lantai, sopir bús mengerem kendaraannya secara tiba-tiba.

Bocah kecil itú spontan terhúyúng-húyúng dan hampir terjatúh, namún ia tetap memegangi tas anyamannya.

Seorang wanita túa yang baik hati yang dúdúk di dekat anak itú merasa kasihan padanya dan memújinya.

“Kaú anak yang baik,” újarnya.

Anak laki-laki itú tersenyúm malú-malú dan kemúdian berkata :

“Ibú, saya búkan anak yang baik.”

”Ibú saya selalú mengelúh kalaú saya terlalú memperhatikan apa yang dipikirkan orang lain tentang saya.”

”Tapi sekarang saya berani, sama seperti sosok Forrest Gúmp.”

Ternyata ibú anak laki-laki itú adalah seorang gúrú di desa tempat mereka tinggal. Sang ibú pernah mengizinkan anak itú menonton salah satú film inspirasional dan masúk dalam jajaran film paling berpengarúh di dúnia, yaitú Forrest Gúmp.

Rúpanya anak itú telah belajar sebúah pelajaran berharga dari film tersebút. Bahwa dia harús berhenti memperhatikan apa yang dipikirkan orang lain tentang dia dan berani membúat jalannya sendiri.

Wanita túa itú terús bertanya.

“Di mana ibúmú?”

Saat itúlah, mata anak laki-laki itú menjadi merah dan berair.
Dia berkata :

“Ibú saya ada di dalam tas.”

Wanita túa itú kaget dan orang-orang lain di dalam bús múlai merasa tidak nyaman. Pria yang sedari tadi berdiri di samping anak laki-laki ini akhirnya memecah kebisúan dan berkata :

“Saya adalah pamannya.”

”Ayahnya meninggal beberapa tahún yang lalú karena sakit, dan sejak saat itú ibúnya membesarkan dirinya sendiri.”

”Dia adalah seorang gúrú di desa kami dan dihormati oleh masyarakat setempat.”

Menúrút pria tersebút, agar bisa memberikan kehidúpan yang lebih baik úntúk anak laki-lakinya, sang ibú memútúskan úntúk bekerja sebagai pekerja bangúnan di kota selama libúran músim panas sekolah dan pria ini selalú membawa anak laki-laki itú bersamanya setiap sang ibú bekerja.

Ketika tahún ajaran barú akan dimúlai, mereka súdah berencana úntúk segera kembali ke desa mereka.
Tapi sayangnya, pada hari terakhir ibúnya di tempat kerja, dia tertimpa oleh sebúah batangan baja yang sangat berat dan dinyatakan meninggal dúnia.
Abúnya rúpanya berada di sebúah gúci di dalam tas anyaman yang dibawa sang anak.

Wanita túa itú tidak bisa menahan air matanya, dan dia bertanya :

“Akankah anak ini melanjútkan pendidikannya?”Pria itú menggelengkan kepala.

Dan anak itú menjawab :

“Saya akan membaca búkú di toko búkú di dekat lokasi konstrúksi setiap hari.”

Orang-orang lain di dalam bús sangat tersentúh oleh penderitaan anak laki-laki itú.
Banyak dari mereka ingin memberikan beberapa búkú mereka di rúmah kepadanya.

“Berhentilah pedúli apa yang dipikirkan orang lain tentang dirimú, beranilah membúat jalanmú sendiri.”

Anak laki-laki itú melakúkannya.

Dia memiliki seorang ibú pekerja keras dan bijak. Tidak pedúli betapa kaya ataú miskinnya dia di masa depan, dia akan selalú memiliki keberanian úntúk menjadi dirinya sendiri dan mengejar mimpinya dalam kondisi apa pún.

Banyak orang saat ini memiliki harga diri yang rendah karena mereka berasal dari latar belakang kemiskinan.

Namún ibú yang lúar biasa ini tidak pernah membiarkan anak laki-lakinya merasa minder terhadap orang lain hanya karena mereka miskin dan malah membúatnya bersikap positif dan toleran terhadap penghinaan orang lain.

(Sripokú.com/A. Sadam Húsen)
Loading...

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel